Flash Card AR UNY: Menghidupkan Tradisi “Nyabuk Gunung” untuk Edukasi Mitigasi Bencana Longsor
- account_circle Warjono
- calendar_month Rab, 29 Okt 2025
- comment 0 komentar

Tim mahasiswa dari UNY menyosialisasikan teknologi mitigasi bencana tanah longsor di Magelang. (istimewa)
TERAS MALIOBORO–Tim mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mencetuskan inovasi edukatif untuk meningkatkan pemahaman anak-anak tentang mitigasi bencana tanah longsor. Mereka mengembangkan flash card terintegrasi Augmented Reality (AR) berbasis kearifan lokal “Nyabuk Gunung”.
Inovasi ini lahir dari skema riset Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dan mendapat pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendiktisaintek.
Inovasi ini merupakan hasil kerja keras tim lintas disiplin ilmu. Rahmat Joan Pratama (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) memimpin tim yang beranggotakan Careva Jhilly Kanahaya S. (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), Bagus Hermawan (Sastra Indonesia), Resti Aryani Widyaingsih (Psikologi), dan Isnaini Putri Ayu Sulistiyowati (Teknologi Pendidikan).
Kelima mahasiswa ini, dibimbing oleh dosen pendamping dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY, memiliki misi menciptakan media pembelajaran yang efektif, menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern.
Mengapa Magelang? Respon Cepat Terhadap Risiko Longsor Tinggi
Riset tim berfokus pada Kabupaten Magelang, yang memiliki risiko bencana tanah longsor sangat tinggi. Wilayah ini dikelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh. Data Badan Pusat Statistik mencatat, 63 kelurahan di Kabupaten Magelang pernah mengalami bencana longsor, menempatkannya sebagai wilayah dengan frekuensi longsor tertinggi di Jawa Tengah.
Kondisi geografis ini mendesak adanya upaya edukatif sejak dini, terutama menyasar anak-anak sebagai kelompok paling rentan terhadap dampak bencana.
Nyabuk Gunung Bertemu Teknologi AR: Belajar Jadi Menyenangkan
Melalui flash card AR, tim UNY menyajikan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Anak-anak kini dapat mempelajari penyebab, dampak, dan langkah-langkah mitigasi bencana tanah longsor. Kartu ini menampilkan visual 3D, teks, suara, dan video yang hidup melalui teknologi AR.
Yang paling penting, media ini menyisipkan nilai-nilai tradisi Nyabuk Gunung—kearifan lokal masyarakat lereng Sindoro-Sumbing dalam mengelola lahan miring secara bijaksana untuk mencegah erosi dan longsor.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mitigasi bencana bisa anak-anak pelajari dengan cara yang menyenangkan sekaligus membangun kesadaran budaya,” tegas Rahmat Joan Pratama, ketua tim. “Kami menggabungkan tradisi lokal dan teknologi AR untuk mencapai tujuan ini.”
Uji Efektivitas di Lapangan dan Dampak Nyata
Tim melaksanakan proses riset di tiga sekolah dasar di Kabupaten Magelang: SD Muhammadiyah Integratif Dukun, SD Negeri 1 Payaman, dan SD Negeri Grabag. Tahapannya meliputi analisis kebutuhan, perancangan storyboard, pembuatan prototipe menggunakan Unity 3D, hingga uji efektivitas lapangan. Tim menganalisis data menggunakan metode mix method melalui pre-test, post-test, dan validasi ahli untuk memastikan akurasi dan keberhasilan media.
Inovasi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan poin 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. Mahasiswa UNY menunjukkan komitmen nyata dalam penguatan literasi kebencanaan dan pelestarian budaya lokal berbasis teknologi pendidikan.
Media edukasi ini diharapkan membantu anak-anak memahami risiko lingkungan sekaligus menanamkan kecintaan pada kearifan lokal. Tim tidak hanya menghasilkan luaran ilmiah berupa artikel dan laporan, tetapi juga akan mempublikasikan hasilnya di media sosial agar masyarakat luas dapat mengaksesnya. (*)
- Penulis: Warjono






Saat ini belum ada komentar