Pandji P Djajanegara Ungkap Strategi Pengembangan Bank CIMB Syariah di Era Digital
- account_circle Chaidir
- calendar_month Sab, 1 Nov 2025
- comment 0 komentar

TERAS MALIOBORO — Direktur Syariah Banking Bank CIMB Niaga, Pandji P Djajanegara, menegaskan pentingnya inovasi, digitalisasi, dan kesetaraan layanan antara segmen konvensional dan syariah sebagai kunci pengembangan industri perbankan syariah nasional.
Dalam wawancara eksklusif di Yogyakarta, Sabtu (1/11/2025), Pandji menjelaskan arah dan strategi besar CIMB Niaga Syariah dalam memperluas pangsa pasar serta memperkuat posisi di tengah ketatnya persaingan industri keuangan. Menurut Pandji, konsep utama yang dipegang CIMB Niaga Syariah adalah “dual banking leveraging model”, yakni strategi yang memadukan kekuatan bank konvensional dan unit syariah dalam satu sistem operasional yang saling melengkapi. Melalui model ini, kedua segmen dapat berbagi infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia tanpa mengorbankan prinsip-prinsip syariah.
“Dengan pendekatan ini, kami memastikan nasabah syariah mendapatkan layanan yang setara dengan konvensional, dari segi kecepatan, kenyamanan, dan kualitas produk,” ujarnya.
Pandji menekankan bahwa CIMB Niaga Syariah tidak sekadar meniru produk perbankan konvensional, melainkan menghadirkan solusi keuangan yang sesuai kebutuhan masyarakat modern tanpa meninggalkan nilai-nilai syariah. Salah satu fokus utamanya adalah penguatan layanan digital yang inklusif dan mudah diakses.
Baca Juga : Merintis Bisnis Hingga Bikin Konten FYP, Haya Fest 2025 Jadi Pusat Edukasi Lifestyle Syariah Kekinian
“Kami terus berinovasi dengan layanan digital seperti paylater syariah, aplikasi mobile banking yang lebih ramah pengguna, serta pengembangan sistem pembayaran nirsentuh yang sesuai prinsip syariah,” jelasnya.
Selain inovasi digital, Pandji juga menyoroti pentingnya membangun ekosistem ekonomi syariah yang terhubung dengan sektor riil. CIMB Niaga Syariah aktif mendorong pembiayaan untuk sektor UMKM, properti, kendaraan, hingga pendidikan. Melalui skema pembiayaan murabahah dan kemitraan dengan Bursa Komoditi Indonesia (ICDX), bank ini berupaya menghadirkan produk yang tidak hanya kompetitif tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Bank syariah harus menjadi bagian dari solusi sosial-ekonomi, bukan sekadar institusi keuangan,” tambahnya.
Dari sisi kinerja, Pandji mengungkapkan bahwa pertumbuhan CIMB Niaga Syariah terus menunjukkan tren positif. Pembiayaan tumbuh rata-rata 17 persen per tahun, aset mencapai lebih dari Rp 55 triliun, dan pendapatan sebelum pajak naik lebih dari 26 persen secara tahunan. Meskipun demikian, ia mengakui masih ada pekerjaan besar dalam memperkuat pangsa pasar perbankan syariah yang secara nasional masih berada di kisaran 7–8 persen.
Baca Juga :;CIMB Niaga Cetak Laba Rp 6,7 Triliun, Kredit UKM dan KPM Melonjak Jadi Mesin Pertumbuhan
“Daya saing dan literasi masyarakat terhadap keuangan syariah harus terus ditingkatkan. Di sinilah peran bank untuk hadir lebih dekat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Pandji.
Spin Off
Sebagai langkah strategis jangka panjang, CIMB Niaga menargetkan pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada kuartal I tahun 2026. Proses ini, menurut Pandji, telah dimulai sejak 2023 dan akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan CIMB Niaga Syariah menuju kemandirian.
“Spin off ini bukan sekadar kewajiban regulasi dari OJK, tetapi juga strategi untuk mempercepat inovasi dan memperkuat identitas kami sebagai bank syariah yang modern, inklusif, dan berdaya saing global,” tegasnya.
Pandji optimistis, dengan dukungan digitalisasi, inovasi produk, dan penguatan nilai syariah, CIMB Niaga Syariah mampu menjadi pionir dalam menghadirkan layanan keuangan yang berorientasi pada keberlanjutan dan kesejahteraan. “Kami ingin membuktikan bahwa bank syariah bukan hanya alternatif, melainkan pilihan utama bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya. ***
- Penulis: Chaidir






Saat ini belum ada komentar