Pegadaian Hadirkan Gadai Peduli Nol Persen untuk UMKM Pemula, ASEPHI Ingatkan Pentingnya Inovasi Produk di E-commerce
- account_circle Warjono
- calendar_month Sel, 18 Nov 2025
- comment 0 komentar

Staf Pegadaian Area Yogyakarta menyampaikan paparan terkait Investasi Emas. (warjono/terasmalioboro.id)
TERAS MALIOBORO–Dalam menghadapi persaingan sengit di era digital, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut memiliki inovasi produk yang kuat, sementara permodalan menjadi tantangan utama. Merespons kebutuhan ini, PT Pegadaian menghadirkan solusi konkret berupa program Gadai Peduli untuk UMKM pemula.
Program ini diungkapkan dalam sesi sharing bersama puluhan pelaku UMKM di Rumah BUMN Yogyakarta, Senin (17/11/2025). Hadir sebagai narasumber, Ketua BPD ASEPHI DIY, Emirita Lestari Noor Pratiwi, yang menegaskan bahwa inovasi adalah kunci bertahan di e-commerce.
Nol Persen untuk Usaha Baru
Diara Laksiratnya Ragusta, Asisten Manager Divisi Gadai Pegadaian Area Yogyakarta, menjelaskan bahwa Gadai Peduli merupakan terobosan baru untuk mendukung masyarakat yang baru merintis usaha.
“Melalui program ini, Pegadaian memberi fasilitas berupa sewa modal nol persen, dengan plafon hingga Rp 2,5 juta,” kata Diara.
Program ini dirancang khusus untuk usaha yang baru atau akan dibuka, berbeda dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang biasanya mensyaratkan usaha telah berjalan setidaknya enam bulan.
“Hanya dengan barang jaminan dan KTP, sewa modal nol persen bisa mereka dapatkan untuk memulai usaha. Kita bebaskan sewa modal selama satu bulan pertama,” tambah Diara.
Sejak diluncurkan pasca pandemi Covid, program ini terbukti efektif. Pegadaian area Yogyakarta sendiri hingga saat ini telah menyalurkan pinjaman hingga sekitar Rp 5 miliar melalui Gadai Peduli, menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk memulai usaha. Selain permodalan, Pegadaian juga mendorong UMKM untuk mengenal investasi emas sebagai bekal masa depan.

Emirita Lestari Noor Pratiwi. (warjono/terasmalioboro.id)
Inovasi Kunci Kompetisi
Sementara itu, Emirita Lestari dari ASEPHI DIY, mengingatkan bahwa meskipun permodalan didukung, UMKM tidak boleh mengabaikan pentingnya pengembangan produk. Ia menyebut pengembangan produk seringkali dianggap mahal dan tidak penting oleh Industri Kecil Menengah (IKM).
“Padahal, inovasi dan karakter produk adalah kunci untuk kompetisi di bisnis, terutama di e-commerce,” ujar Emirita.
Ia menekankan bahwa desain unik, gaya, dan manfaat produk menjadi pembeda utama. UMKM dianggap berhasil ketika produk mereka tetap dipilih konsumen, bahkan jika harganya lebih mahal dibandingkan kompetitor, karena mereka setia pada brand dan terus berinovasi.
Emirita juga mengingatkan pentingnya manajemen rantai pasok. Ketika sudah masuk e-commerce, UMKM harus siap menghadapi lonjakan permintaan. “Pilih produk yang suplai bahan bakunya gampang. Jangan sampai ketika pesanan banyak, kita tidak siap produksi lantaran bahan bakunya sulit,” pungkasnya, menyarankan kolaborasi antar-UMKM untuk menjaga standar kualitas dan stok. (*)
- Penulis: Warjono






Saat ini belum ada komentar