UMKM Prambanan Naik Kelas, IDM Dukung Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM di Kawasan Candi Prambanan
- account_circle Warjono
- calendar_month Sen, 1 Des 2025
- comment 0 komentar

Pelaku UMKM peserta pelatihan mempraktikkan pelatihan penggunaan teknologi untuk menunjang usaha mereka. (istimewa)
TERAS MALIOBORO–InJourney Destination Management (IDM) menyelenggarakan program Ambara Budaya Peningkatan Kapasitas UMKM dan Pendukung Pariwisata di kawasan Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas UMKM untuk mendukung aktivitas pariwisata berkualitas di kawasan Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko.
Kegiatan diikuti oleh 100 pelaku UMKM dari tiga wilayah kecamatan yang berada di wilayah terdekat, antara lain Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, yang terdiri dari Desa Tlogo, Bugisan, Kokosan, Kebondalem Kidul, dan Pereng; Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta yaitu Desa Bokoharjo dan Sambirejo; serta Desa Tamanmartani di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Peserta terdiri dari pelaku UMKM dengan produk jual berupa kuliner, fashion (batik ecoprint, shibori) dan jasa (jasa wisata, salon bengkel).
“Agenda ini termasuk dalam tindak lanjut atas pemetaan sosial dan potensinya yang kami lakukan untuk memberdayakan peran warga dalam aktivitas-aktivitas pariwisata, ekonomi kreatif dan penunjangnya. Kami berharap dukungan ini bisa meningkatkan kapasitas pelaku usaha untuk mendukung terselenggaranya pariwisata berkualitas di wilayah Prambanan,” jelas GM Prambanan dan Ratu Boko Ratno Timur saat membuka agenda ini di Gedung Serbaguna Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Senin (1/12/2025).
Sustainability Division Head IDM Ismiyati mengatakan bahwa Ambara Budaya Peningkatan Kapasitas UMKM dan Pendukung Pariwisata di Kawasan Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko ini merupakan bagian dari pilar ekonomi program Cipta Ambara Budaya yang berfokus pada pemberdayaan UMKM di kawasan Candi Prambanan, Ratu Boko, dan sekitarnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan IDM dan akan dinilai menggunakan metode Social Return on Investment (SROI) untuk memastikan bahwa manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Program ini juga menjadi tindak lanjut atas proses pemetaan sosial yang telah dilakukan oleh IDM di wilayah tersebut. Sementara, materi yang disampaikan antara lain pengenalan legalitas usaha, market awareness, materi artificial intelligence atau kecerdasan buatan bagi UMKM, foto dan packaging produk UMKM,” jelasnya.
Legalitas
Pada materi pengenalan legalitas berusaha, peserta didorong untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai dokumen legal untuk mempermudah urusan perizinan atau bantuan usaha lainnya. Hal ini dilakukan agar peserta bisa mendapatkan berbagai izin seperti sertifikat PIRT, yaitu izin edar untuk produk makanan dan minuman yang diproduksi oleh usaha skala rumah tangga, sertifikat halal dan lainnya.
“Kami juga membekali mereka dengan ilmu packaging serta foto produk sederhana yang kemudian diolah dengan kecerdasan buatan yang gratis untuk menampilkan produk agar lebih menjual. Kami berharap, hal ini bisa menambah ilmu agar produk mereka bisa lebih menjual dan diterima pasar dengan lebih mudah,” lanjut Ismiyati.
Peluang usaha yang makin terbuka dihadirkan pada materi market awareness yang mengajak peserta untuk lebih terbuka terhadap tantangan ke depan. Sebagai UMKM di ring I kawasan Warisan Budaya Dunia, mereka didorong untuk lebih mengenal potensi usaha yang semakin terbuka dan menantang.
Lurah Bokoharjo, juga menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap kegiatan tersebut dapat memberikan dampak nyata bagi peningkatan kapasitas pelaku UMKM di wilayah Prambanan, khususnya yang berada di kawasan ring satu Candi Prambanan. Ia menilai bahwa penguatan UMKM sangat penting untuk mendukung ekosistem pariwisata yang berkelanjutan.
“Sebagai ring satu Candi Prambanan, masyarakat di wilayah kami memiliki peran strategis dalam mendukung pariwisata. Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kapasitas UMKM untuk naik kelas, memperkuat kualitas produk, dan berkontribusi lebih besar dalam ekosistem pariwisata Prambanan,” ujarnya.
Salah satu peserta Rindang Irwina mengatakan bahwa pelatihan ini berguna bagi dirinya, terutama untuk meningkatkan legalitas serta tampilan produk yang lebih menjual, terutama di media sosial.
“Pelatihan ini bisa menambah bagus tampilan produk di media sosial kami, yang semoga bisa menambah daya tarik dan daya jual produk,” pungkasnya. (*)
- Penulis: Warjono






Saat ini belum ada komentar